Apa Itu Aerodinamika Olahraga?

Diposting oleh Genetix Fitness pada

     Aerodinamika berasal dari kata aero dan dynamic yang berarti udara dan gaya gerak. Dalam hal ini, aerodinamika dapat diartikan sebagai cabang ilmu tentang dinamika gas dan dinamika fluida yang erat kaitannya dengan udara di atmosfer. Nah itu sedikit menjelaskan kurang lebih apa itu aerodinamika, namun kita akan membahas lebih banyak aerodinamika di bidang olahraga ya sobat gemoy. Sebagian dari kita mungkin sudah mengetahui apa aerodinamika ini hanya saja, mungkin kita lupa, dan mari kita buat ingat kembali. Rasanya, jika membahas tentang gas dan dan dinamika de javu pada mata pelajaran masa-masa sekolah dulu ya, seperti kimia dana fisika yang saling berkaitan. 

     Terdapat hukum kekekalan massa, hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi yang bisa kamu gunakan untuk menggambarkan pengertian aerodinamika. Ketiga hukum tersebut dapat memberikan bayangan tentang penggunaan teknologi dan dunia olahraga. Kedengaranya memang sedikit membingungkan, namun nanti kalian akan tahu mengapa penting mempelajari mata pelajaran ini pada saat dibangku sekolah dulu. Bagi kalian yang memang sudah lekat dengan mata pelajaran yang berkaitan dengan topik ini, mungkin kalian akan lebih mudah memahaminya. Inilah alasannya saat dibangku SMA sebaiknya kita tidak cabut dalam mata pelajaran fisika dan kimia ya sobat gemoy.

     Jika aerodinamika dalam bidang olahra memang sudah banyak dipakai, tidak heran para olahragawan juga wajib mempelajari ilmu biomekanika. Inilah alasanya mengapa mata kuliah biomekanika dan kimia olahraga ada dalam sks setiap mahasiswa olahraga ya sobat gemoy. Aerodinamika sendiri berkaitan dengan aliran udara di sekitar proyektil, yang dapat mempengaruhi kecepatan dan arah benda. Untuk benda yang berada di dalam air disebut hidrodinamika. Salah satu contoh ilmu aerodinamika dalam bidang olahraga, yaitu salah satunya pada  aliran udara yang ada di sekitar bola yang  sedang dilempar ke udara, dan ini memiliki  arah yang berbeda-beda tergantung pada apakah permukaannya halus atau kasar (misalnya jahitan pada bola baseball atau kriket, lesung pipit pada bola golf).

     Dalam penerbangan bola halus, molekul udara bergerak mengelilingi bola ke belakang tempat mereka bertemu dan berbaur serta bergabung untuk mendorong bola ke depan. Tekanan di belakang bola lebih kecil dibandingkan tekanan di depan. Jika permukaan bola tidak rata, turbulensi terjadi saat udara mengalir di atas bola. Turbulensi menyebabkan udara menempel pada bola sedikit lebih lama dan meningkatkan gelombang (seperti pada gelombang perahu) yang meningkatkan gaya hambat. Selain itu aerodinamika juga bisa diterapkan pada sepeda yang dikendarai para atlet pesepeda. Bahkan aerodinamika merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi performa pesepeda di balapan seperti Tour de France.

     Selain itu, mari ambil contoh fenomena yang terjadi pada sepeda dengan formasi beriringan yang diakibatkan dengan adanya kecepatan aliran fluida. Misalnya simulasi dilakukan oleh lima sepeda yang diposisikan sejajar dengan arah aliran udara dengan variasi kecepatan 30 km/jam, 40 km/jam, dan 50 km/jam. Pada tiap kecepatan tersebut, dilakukan juga simulasi terhadap variasi jarak antar sepeda, yaitu ¼ diameter roda, ½ diameter roda, 1 diameter roda, dan 2 diameter roda dimana diameter roda adalah 674 mm. Hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai koefisien tahanan terbesar terjadi pada sepeda pertama (di depan) pada jarak antar sepeda 2 diameter roda pada kecepatan 30 km/jam yaitu sebesar 0.648, sedangkan koefisien tahanan terkecil terjadi pada sepeda ketiga (di tengah) pada jarak antar sepeda ¼ diameter roda pada kecepatan 50 km/jam yaitu sebesar 0.317. Semakin kecil jarak antar sepeda, semakin rendah pula koefisien tahanan (drag coefficient) yang terjadi pada sepeda.

     Kemudian, perhitungan teoritis dilakukan untuk mencari daya yang dikeluarkan oleh pengendara sepeda. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai daya terbesar terjadi pada pengendara pertama (di depan) pada jarak antar sepeda 2 diameter roda pada kecepatan 50 km/jam yaitu 279.133 watt, sedangkan daya terkecil terjadi pada pengendara ketiga (di tengah) pada jarak antar sepeda ¼ diameter roda pada kecepatan 30 km/jam yaitu 46.456 watt. Semakin besar jarak antar sepeda, semakin besar pula gaya hambat udaranya (Fd) dan semakin besar pula daya (P) yang dikeluarkan oleh pengendara sepeda.  Bersepeda secara beriringan merupakan suatu strategi penting dalam balapan sepeda seperti perlombaan Tour de france, dimana didasarkan pada pemanfaatan efek aerodinamika. Dalam hal ini, koefisien tahanan udara diusahakan untuk diminimalkan agar dapat mengurangi daya (power) yang dikeluarkan oleh pengendara sepeda sehingga pengendara sepeda tidak cepat lelah. Aerodinamika bisa dipakai dalam bidang teknologi dan olahraga, selain itu dengan mengetahui bagaimana aerodinamika ternyata memiliki perannya tersendiri dalam olahraga guys. 


Bagikan posting ini



← Posting Lama Posting Baru →

x

x
x